Teuku Razzaa Fachrezi Aziz, biasa dipanggil Razzaa Fachrezi, adalah penyerang muda berbakat yang kini resmi bergabung dengan Arema FC untuk musim kompetisi 2025/26. Pada usia 20 tahun, pemain kelahiran Jakarta ini sudah memiliki pengalaman taktis dan mentalitas juara melalui perjalanan unik: dari kompetisi lokal, pendidikan sepak bola di Spanyol, hingga menyapu bersih peluang uji coba di Arema. Artikel ini mengulas perjalanan, kualitas permainan, dan potensi besar Razzaa bersama “Singo Edan”.
Jejak Awal: Lahir dan Berkembang di Kompetisi Lokal
Razzaa dilahirkan di Jakarta pada 4 Juni 2004, dan sejak usia sangat muda ia sudah aktif bermain sepak bola. Ia sempat bergabung dengan akademi lokal seperti SSB Astam dan Imran Soccer School, kemudian bergabung dengan tim PS Tira Persikabo U-18 selama berkompetisi di Elite Pro Academy (EPA).
Di masa-masa awal, kemudian ia bergabung ke Persija Jakarta Youth (EPA U‑20) pada 2020–2021. Walaupun tak langsung melesat ke tim senior, ia tampil konsisten dan menunjukkan potensi besar sebagai penyerang cepat dan cerdas.
Mentalitas Juara dari Liga TopSkor
Sebelum dikenal secara luas, Razzaa juga mengikuti kompetisi Liga TopSkor (LTS) dalam dua periode (U-13 hingga U-17). Di sana dia menunjukkan perkembangan signifikan, termasuk menurunkan berat badan yang mempengaruhi penampilannya. Ia mengaku sempat berat badannya mencapai 75–80 kg di masa remaja awal, namun berhasil menurunkannya sekitar 15 kg melalui disiplin diet dan latihan intens.
Pengalaman berkompetisi minggu demi minggu di LTS membentuk mental bertandingnya sejak dini. Ia belajar menjaga stamina, kontinuitas performa, dan menghadapi tekanan sebagai bagian penting dari proses pengembangan pemain muda .
Panggilan Timnas dan Dinamika Kritikan
Tahun 2022 menjadi momen penting ketika Razzaa dipanggil oleh pelatih Shin Tae-yong untuk Timnas U‑19, masuk dalam skuad SEA Games hingga Piala AFF U‑19. Ia mendapat kesempatan tampil dan berhasil mencetak gol penting saat menghadapi Filipina, setelah melalui debut yang penuh kritik.
Meski sempat dituduh sebagai “pemain titipan” karena ayahnya yang pernah menjabat di Komite Olimpiade Indonesia, Shin Tae-yong secara tegas membela kemampuannya, menyatakan bahwa pemanggilan dilakukan secara objektif dan bukan berdasarkan koneksi. Razzaa pun membuktikan kualitasnya lewat kerja keras di lapangan.
Pendidikan dan Debut Internasional di Spanyol
Salah satu pengalaman yang mengesankan adalah keberangkatannya ke Spanyol pada Agustus 2023. Razzaa bergabung dengan Rayo Vallecano U‑21 selama satu musim dengan tujuan membentuk mental dan kemampuan sepak bola modern.
Ia mencuri ilmu langsung dari sejumlah pemain populer, termasuk Radamel Falcao yang pernah membela Manchester United, sekaligus mempertahankan fokus dalam pendidikan menjadi bekal untuk masa depan setelah sepak bola.
Pengalamannya di Spanyol memberi kualitas penting: adaptasi taktik, latihan berhari-hari dengan metodologi Eropa, dan persaingan di usia muda yang lebih kompetitif.
Trial dan Rekrutmen Arema FC
Sebagai penyerang berbakat dan berpengalaman internasional, Razzaa kemudian mengikuti trial di Arema FC pada pertengahan Juni 2025. Ia sempat mencetak dua gol saat uji coba melawan tim U-20 Arema, memperkuat impresi positif pelatih Rosano Moura dan manajemen klub.
Akhirnya pada 24 Juni 2025, Arema resmi mengontraknya sebagai tambahan skuad senior untuk musim 2025/26, bersama Dimas Aryaguna, mencerminkan kepercayaan klub terhadap potensi dan gaya bermainnya.
Gaya Permainan: Winger Cepat dan Kreatif
Razzaa dikenal sebagai winger kiri dan kanan yang menggabungkan kecepatan, kelincahan, dan naluri mencetak gol. Beberapa karakteristiknya:
-
Vspeed dribbling membuatnya efektif melewati lawan satu lawan satu.
-
Insting finishing terbukti dari gol ke gawang Filipina dan dua gol saat uji coba Arema.
-
Teknik baik dalam area penalti, membuatnya menjadi ancaman di kotak.
-
Kemampuan bertahan balik, ideal untuk formasi pressing modern.
Perpaduan kecepatan fisik dan teknik tinggi ini membuatnya sesuai dengan strategi Arema yang kerap menempatkan serangan sayap cepat sebagai taktik utama.
Tantangan dan Adaptasi di Liga 1
Keputusan bergabung Arema membawa tantangan besar:
-
Bersaing dengan penyerang senior yang telah kondang di Liga 1.
-
Tekanan dari suporter fanatik Aremania, yang memiliki ekspektasi tinggi.
-
Adaptasi ke ritme cepat dan fisik keras di Liga 1.
Namun, pengalaman trial yang sukses serta mantan pemain Liga Spanyol memberinya modal adaptasi dini untuk persaingan intens di Malang.
Dukungan Klub dan Pelatih
Manajemen Arema memberikan kebutuhan logistik dan lingkungan yang kondusif. Pelatih telah melihat kualitasnya dan menilai ia mampu masuk starting lineup jika terus konsisten. Dukungan dari pemain senior dan pelatih juga disebut sangat memudahkan adaptasinya .
Di sisi Aremania, mereka antusias melihat talenta muda dengan basis internasional dan potensi besar—semangat ini bisa jadi faktor motivasi yang kuat bagi Razzaa.
Atas dasar keberhasilan trial dan performa di laga pengujian, Razzaa punya prospek cerah di:
-
Mendapat menit bermain reguler sebagai penyerang sayap.
-
Masuk radar Timnas U‑23 atau senior dalam beberapa tahun ke depan.
-
Menjadi jembatan generasi muda Arema dan pemain yang inspiratif.
-
Jika sukses dengan Arema, peluang kembali berkarier di luar negeri (Jepang/Korea) masih terbuka .
Teuku Razzaa Fachrezi adalah contoh pemain muda yang membuktikan kenyataan dari kata “talenta + kerja keras”. Dari kompetisi lokal hingga dididik di Eropa, ia kini dihadapkan pada tantangan besar bersama klub profesional di level tertinggi Indonesia, Arema FC.
Dengan mental juara, mentalitas tahan kritik, dan kualitas teknis yang terbukti, Razzaa punya potensi besar untuk menjadi elemen penting di sektor sayap Arema, serta pemain harapan masa depan sepak bola Indonesia.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut klik link berikut : Toni Firmansyah