Lahir dari Tanah Bola: Ambon, Negeri Seribu Bakat
Sidik Saimima lahir di Ambon, 4 Juni 1997. Wilayah Timur Indonesia emang dikenal gudangnya pemain bola. Dari yang lincah sampe yang keras, semua ada. Dan Sidik, dia masuk kategori yang lengkap: kecil-kecil cabe rawit, larinya kenceng, visinya tajem, dan punya semangat juang luar biasa.
Dari kecil, Sidik udah demen main bola. Di kampungnya, tiap sore lapangan rame, anak-anak pada main bola sampe magrib. Kadang bolanya pake plastik dililit, kadang bolanya tinggal separuh angin. Tapi buat Sidik, bola tetap bola. Gak peduli bentuknya, yang penting main.
Orang tua Sidik juga dukung penuh mimpinya. Meski hidup pas-pasan, mereka rela nabung buat beli sepatu bola. “Jangan kasih alasan buat nyerah,” kata bokapnya. Kalimat itu nempel di kepala Sidik sampe sekarang.
Langkah Awal - Dari SSB ke Liga Profesional
Langkah Sidik mulai serius waktu dia gabung SSB lokal di Ambon. Di situ dia mulai dapet pelatihan yang lebih terstruktur. Permainannya makin mateng. Dia gak cuma ngandelin kecepatan, tapi juga belajar cara kontrol tempo, ngatur ritme permainan, dan yang paling penting: jaga emosi di lapangan.
Setelah itu, dia nembus level nasional. Dilirik klub-klub di luar Maluku, dia akhirnya hijrah dan mulai nyicip atmosfer Liga 1. Gak langsung starter, tapi pelan-pelan dia naik kelas.
Beberapa klub besar pernah dia bela, dan tiap pindah, selalu ninggalin kesan. Gak heran kalo pelatih-pelatih seneng punya dia. Soalnya Sidik tipe gelandang pekerja, yang ngangkut bola dari belakang ke depan tanpa banyak gaya.
Gaya Main Kecil Tapi Bikin Ribet
Walau posturnya gak segede pemain lain, Sidik punya kelebihan di kelincahan dan kecerdasannya. Dia jarang salah umpan, larinya efektif, dan sering jadi penghubung antar lini. Tipe pemain yang bikin lawan gak bisa fokus satu arah.
Sidik juga gak pelit tenaga. Main 90 menit? Gasss. Dia bisa ngejar bola, nutup ruang, nge-press lawan, sampe bantu bertahan. Tipe gelandang yang bikin pelatih tenang, karena tau ada yang siap jadi tembok hidup di tengah.
Paling seru kalo dia bawa bola dan tiba-tiba kasih through-pass yang bikin striker tinggal satu lawan satu sama kiper. Itu ciri khas Sidik diam-diam mematikan.
Ngobrol Santai Bareng MaxSport Media
MaxSport Media (MSM): “Sidik, lo udah cukup lama di Liga 1. Gimana lo ngeliat perkembangan lo sendiri?”
Sidik Saimima (SS): “Saya bersyukur bisa tetap main di level tertinggi. Perjalanan gak gampang, tapi saya nikmatin prosesnya. Dari Ambon ke sini, saya banyak belajar.”
MSM: “Apa yang jadi motivasi lo selama ini?”
SS: “Keluarga. Mereka yang dari dulu dukung saya. Juga kampung halaman. Saya pengen anak-anak Ambon liat, kalau mereka juga bisa kayak saya, asal gak nyerah.”
MSM: “Lo pemain yang kelihatannya gak banyak gaya di lapangan. Itu emang karakter lo?”
SS: (ketawa) “Saya lebih suka kerja daripada ngomong. Buat saya, yang penting tim menang. Mau assist, mau gol, yang penting kontribusi.”
MSM: “Lo punya mimpi buat balik bela Timnas secara reguler?”
SS: “Pasti dong. Siapa sih yang gak pengen? Tapi saya gak mau buru-buru. Saya fokus dulu main bagus di klub. Nanti panggilan itu datang sendiri.”
Kehidupan di Luar Lapangan: Santai, Sederhana, Tapi Penuh Tujuan
Di luar lapangan, Sidik bukan tipe pemain yang suka pamer-pamer. Hidupnya simpel. Kalau gak latihan, ya di rumah, kadang bantu kegiatan sosial, atau nongkrong sama temen lama. Dia juga sering balik ke Ambon kalau ada waktu, nyambungin lagi energi dari kampung.
Dia punya rencana jangka panjang. Mau buka akademi bola di daerah asalnya. “Biar anak-anak kecil di kampung gak cuma mimpi, tapi juga punya tempat buat mulai,” katanya.
Sidik juga deket banget sama keluarganya. Dia selalu bilang, tiap kali kakinya nginjek lapangan, itu semua karena doa ibunya. Makanya dia selalu main total, gak setengah-setengah.
Gelandang Lokal dengan Kualitas Internasional
Sidik Saimima adalah contoh nyata bahwa pemain lokal bisa bersinar tanpa harus punya nama besar sejak awal. Kerja keras, semangat, dan konsistensi bikin dia jadi gelandang yang disegani. Di lapangan, dia main dengan hati. Di luar lapangan, dia tetep jadi orang yang rendah hati.
Fans klubnya selalu nunggu-nunggu dia di line-up, karena tahu, kalo Sidik udah di tengah, permainan bakal lebih tenang dan terkontrol. Dan buat Timnas? Jangan kaget kalau nanti nama Sidik balik lagi ke daftar pemain inti.