Dalam sejarah panjang Persipura Jayapura, banyak nama besar telah lahir dan menjadi legenda. Dari Boaz Solossa, Ortizan Solossa, hingga Bio Paulin, setiap generasi memiliki pahlawannya sendiri. Namun, di antara deretan pemain hebat itu, ada satu nama yang tak pernah lekang oleh waktu karena dedikasi dan loyalitasnya yang luar biasa terhadap klub: Ian Luis Kabes.
Ia bukan hanya seorang pemain; ia adalah simbol konsistensi, pengabdian, dan cinta sejati terhadap Mutiara Hitam. Selama lebih dari dua dekade, Ian Kabes menjadi saksi hidup dari pasang surut perjalanan Persipura — dari masa kejayaan di Liga Indonesia hingga perjuangan kembali bangkit di era modern.
Artikel ini akan mengulas perjalanan karier Ian Kabes bersama Persipura, gaya bermainnya, kontribusinya sebagai pemain senior, serta makna besar sosoknya bagi sepak bola Papua dan Indonesia.
Awal Karier: Dari Jayapura untuk Jayapura
Ian Luis Kabes lahir pada 14 Mei 1986 di Jayapura, Papua. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bermain bola di lapangan kampung bersama teman-temannya. Ia tumbuh dalam lingkungan yang sangat mencintai sepak bola, di mana nama Persipura adalah kebanggaan setiap anak muda Papua.
Bakat sepak bolanya mulai tercium ketika ia bergabung dengan SSB (Sekolah Sepak Bola) Tunas Harapan Jayapura. Dari sanalah, kemampuan teknis dan kecepatan kakinya mulai terasah. Tak butuh waktu lama, Persipura Jayapura — klub impiannya — melihat potensi besar dalam diri Ian.
Pada usia remaja, ia resmi masuk ke akademi Persipura. Dengan kerja keras dan disiplin tinggi, Ian terus berkembang hingga akhirnya promosi ke tim utama pada tahun 2005. Sejak saat itu, kariernya terus menanjak, menjadikannya salah satu pemain paling setia dan paling lama membela klub.
Perjalanan Panjang Bersama Persipura
Debut profesional Ian Kabes bersama Persipura terjadi di era Liga Indonesia awal 2000-an, saat Persipura masih berjuang untuk menjadi kekuatan utama di Tanah Air. Perlahan namun pasti, Ian mulai mendapatkan kepercayaan untuk tampil reguler di posisi sayap kanan.
Dengan kecepatan, kelincahan, dan akurasi umpannya, Ian menjadi bagian penting dari skema permainan menyerang khas Persipura yang cepat dan eksplosif. Bersama generasi emas seperti Boaz Solossa, Zah Rahan, Gerald Pangkali, dan Ricardo Salampessy, Ian membantu membawa Persipura ke masa kejayaan.
Beberapa pencapaian besar yang ia raih antara lain:
-
Juara Liga Indonesia 2005
-
Juara Liga Super Indonesia 2008/2009
-
Juara Liga Super Indonesia 2010/2011
-
Juara Liga Super Indonesia 2013
-
Juara Inter Island Cup 2011
Selama periode tersebut, Persipura dikenal sebagai tim paling konsisten di Indonesia, dan Ian Kabes menjadi salah satu pemain kunci di dalamnya.
Gaya Bermain: Kecepatan dan Ketajaman di Sayap
Ian Kabes dikenal sebagai pemain sayap kanan yang cepat, lincah, dan berani melakukan penetrasi. Gaya bermainnya memadukan kekuatan fisik khas Papua dengan teknik dan kecerdasan dalam membaca situasi permainan.
Beberapa ciri khas dari gaya bermain Ian Kabes antara lain:
-
Akselerasi Cepat di Sisi Sayap
Ia sering memanfaatkan kecepatan untuk melewati bek lawan dan melakukan crossing tajam ke area kotak penalti. -
Ketenangan dalam Menyelesaikan Peluang
Selain memberi assist, Ian juga memiliki kemampuan mencetak gol dari jarak menengah, terutama melalui tendangan kaki kanan yang kuat. -
Kedisiplinan dan Etos Kerja Tinggi
Ia bukan tipe pemain yang hanya menyerang; Ian juga rajin membantu pertahanan ketika tim sedang ditekan. -
Kepemimpinan di Lapangan
Sebagai pemain senior, Ian sering menjadi motivator bagi pemain muda. Ia dikenal tenang namun tegas saat mengatur rekan setim di lapangan.
Gaya bermain seperti ini membuat Ian menjadi pemain yang komplet — bukan hanya teknis, tetapi juga mental dan taktis.
Simbol Loyalitas dan Cinta Tanah Papua
Dalam dunia sepak bola modern, di mana pemain sering berpindah klub demi tawaran lebih besar, Ian Kabes menjadi pengecualian. Ia setia membela Persipura lebih dari 15 tahun, sebuah catatan yang sangat langka.
Bahkan ketika banyak pemain lain memilih pindah, Ian tetap bertahan di Jayapura. Ia menyatakan bahwa Persipura bukan sekadar klub, melainkan bagian dari hidup dan identitasnya sebagai orang Papua.
Dalam sebuah wawancara, Ian pernah berkata:
“Saya lahir di Jayapura, saya besar bersama Persipura, dan saya ingin pensiun di sini. Tidak ada kebanggaan yang lebih besar daripada membela tanah sendiri.”
Pernyataan itu bukan sekadar kata-kata. Hingga kini, Ian masih menjadi bagian dari tim, baik sebagai pemain senior maupun mentor bagi generasi muda yang baru naik ke tim utama.
Peran Sebagai Pemimpin dan Panutan
Selain kontribusinya di lapangan, Ian Kabes juga memiliki peran besar di luar pertandingan. Ia menjadi sosok panutan bagi para pemain muda Papua seperti Todd Ferre, Ramai Rumakiek, dan Ronaldo Meosido.
Sebagai pemain senior, Ian sering memberikan motivasi dan arahan agar mereka menjaga disiplin, etika, dan profesionalisme. Ia juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan selalu siap membantu siapa pun di tim.
Pelatih Persipura, Ricardo Salampessy, pernah menyebut Ian sebagai “jiwa tim Persipura”. Ia menegaskan bahwa kehadiran Ian bukan hanya memperkuat permainan, tetapi juga menjaga semangat dan kebersamaan di ruang ganti.
“Ian tidak perlu banyak bicara. Sikap dan pengorbanannya sudah cukup untuk membuat pemain lain menghormatinya,” ujar Ricardo.
Menghadapi Masa Sulit dan Konsistensi
Seperti halnya perjalanan klub, karier Ian juga diwarnai pasang surut. Ia sempat mengalami cedera cukup serius yang membuatnya absen panjang. Namun semangatnya untuk kembali ke lapangan tidak pernah padam.
Ketika Persipura mengalami masa sulit dan sempat terdegradasi ke Liga 2, Ian tidak meninggalkan tim. Ia tetap setia mengenakan jersey merah-hitam kebanggaan itu. Baginya, membela Persipura di masa sulit sama berharganya dengan bermain di masa kejayaan.
Konsistensi dan dedikasi inilah yang membuat nama Ian Kabes selalu mendapat respek dari suporter, rekan setim, bahkan lawan-lawan di lapangan.
Hubungan dengan Suporter dan Masyarakat Papua

Bagi masyarakat Papua, Ian Kabes bukan sekadar pemain sepak bola. Ia adalah inspirasi. Sikap rendah hatinya dan loyalitasnya terhadap klub membuatnya dicintai oleh para pendukung Persipura Mania.
Setiap kali Persipura bertanding di Stadion Mandala Jayapura, nama Ian selalu dielu-elukan oleh ribuan suporter. Mereka melihatnya sebagai simbol perjuangan dan kebanggaan Papua.
Di luar lapangan, Ian juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia sering menghadiri pelatihan sepak bola anak-anak dan memberikan motivasi kepada generasi muda untuk tetap bersemangat mengejar impian. Sikapnya yang peduli membuatnya dihormati tak hanya sebagai pemain, tetapi juga sebagai tokoh masyarakat Papua.
Warisan dan Pengaruh untuk Generasi Baru
Kini, di usia yang tidak lagi muda, Ian Kabes mulai mempersiapkan diri untuk transisi menuju dunia kepelatihan atau pembinaan pemain muda. Ia ingin mewariskan pengalaman dan semangatnya kepada generasi penerus.
Persipura dikenal sebagai klub yang selalu menghasilkan pemain hebat dari Papua, dan Ian ingin memastikan tradisi itu terus berlanjut. Ia berharap para pemain muda bisa memahami bahwa bermain untuk Persipura bukan sekadar profesi, tetapi pengabdian kepada tanah kelahiran.
“Kalau kamu pakai jersey Persipura, kamu bawa nama seluruh Papua di punggungmu,” kata Ian dalam salah satu sesi motivasi untuk pemain muda.
Ian Kabes adalah contoh nyata dari arti loyalitas dan cinta sejati terhadap klub. Ia bukan hanya legenda karena jumlah penampilannya, tetapi karena dedikasi, integritas, dan pengaruh positifnya di dalam maupun di luar lapangan.