Bro, kalo lu mikir triple-double itu mulai dari Russell Westbrook atau Luka Doncic, salah besar! Jauh sebelum mereka, ada satu legenda yang udah bikin statistik gila-gilaan di NBA, namanya Oscar Robertson. Nih orang emang beda kelas, bisa dibilang pemain serba bisa pertama di NBA. Mainnya elegan, tapi tetep ganas di lapangan. Yuk, kita ngobrolin nih pemain yang dijuluki "The Big O"!
/cdn.vox-cdn.com/uploads/chorus_image/image/67085162/514901032.jpg.0.jpg)
Awal Kehidupan & Karir di Kampus
Oscar Palmer Robertson lahir tanggal 24 November 1938 di Charlotte, Tennessee. Dari kecil, dia udah akrab sama yang namanya diskriminasi rasial. Hidup di Amerika tahun segitu buat pemain basket kulit hitam tuh nggak gampang, bro. Tapi bukannya nyerah, Robertson malah makin keras latihannya.
Dia sekolah di Crispus Attucks High School di Indianapolis, dan di situ dia langsung jadi superstar. Timnya sampe juara negara bagian, dan itu pertama kalinya sekolah kulit hitam menang turnamen basket besar di AS. Dari situ, dia lanjut ke University of Cincinnati, dan makin jadi monster.
Di kampus, Robertson jadi top scorer NCAA tiga tahun berturut-turut. Mainnya? Udah kayak cheat code, bro! Bisa cetak poin kapan aja, rebound kuat, assist lancar. Pokoknya, dia bukan cuma scorer, tapi juga bisa ngatur permainan.
Masuk NBA & Jadi Raja Statistik
Tahun 1960, Robertson masuk NBA dan dipilih Cincinnati Royals (sekarang jadi Sacramento Kings). Dari musim rookie aja, dia udah langsung nunjukin kelasnya. Gila, dia hampir averaging triple-double! Tahun pertamanya, dia catat 30.5 poin, 10.1 rebound, dan 9.7 assist per game.
Nah, puncaknya ada di musim 1961-62, di mana dia jadi pemain pertama yang mencatat triple-double sepanjang musim:
➡ 30.8 PPG, 12.5 RPG, 11.4 APG
Itu statistik yang sinting banget! Di era itu, assist tuh dihitung lebih ketat dari sekarang. Jadi, apa yang dia lakuin tuh lebih gila dari kelihatannya. Makanya, dia disebut pelopor guard modern. Tanpa dia, mungkin nggak bakal ada Magic Johnson, LeBron James, atau Westbrook.
Saingan Ketat dengan Bill Russell & Celtics
Robertson itu salah satu pemain terbaik di era 60-an, tapi sayangnya dia sering ketemu Boston Celtics-nya Bill Russell. Royals yang dia bela waktu itu punya tim bagus, tapi nggak cukup kuat buat ngalahin dominasi Celtics.
Meski gitu, The Big O tetep gaspol. Dia masuk All-Star 12 kali, dapet NBA MVP tahun 1964, dan selalu ada di daftar top scorer serta top assist setiap musimnya.
Akhirnya Juara Bareng Kareem di Milwaukee Bucks
Tahun 1970, Robertson ditrade ke Milwaukee Bucks. Nah, di sini dia ketemu sama Kareem Abdul-Jabbar (dulu masih pake nama Lew Alcindor). Duet mereka langsung bikin Bucks jadi tim paling ngeri di NBA.
Hasilnya? Tahun 1971, Bucks langsung sapu bersih NBA Finals lawan Baltimore Bullets dan juara! Itu satu-satunya cincin yang Robertson dapet, tapi tetep jadi bukti kalo dia emang salah satu pemain terbaik sepanjang masa.
Warisan di NBA & Pengaruh Besar Buat Pemain Modern
Setelah pensiun tahun 1974, Robertson nggak cuma dikenang sebagai pemain hebat, tapi juga pejuang hak-hak atlet. Dia ikut memperjuangkan hak pemain NBA buat dapet kontrak yang lebih adil. Tanpa dia, mungkin sekarang pemain NBA nggak bakal bisa dapet gaji gede kayak sekarang.
Namanya makin bersinar setelah Westbrook akhirnya mecahin rekor triple-double musimannya di 2017. Tapi tetep aja, The Big O bakal selalu dikenang sebagai OG-nya triple-double!
Kesimpulan
Oscar Robertson itu bukan cuma legenda NBA, tapi juga revolusioner dalam permainan basket. Sebelum era Magic Johnson, LeBron, atau Westbrook, dia udah duluan nunjukin kalo guard bisa jadi serba bisa. MVP, All-Star, juara NBA, dan raja triple-double? Lengkap!
Jadi, kalo lu anak basket yang suka pemain komplet, harus banget tau siapa Oscar Robertson. Dia bukan cuma legenda, tapi juga salah satu pondasi NBA modern. Salute buat The Big O!