Dalam dunia sepak bola modern, posisi gelandang bertahan sering kali menjadi elemen paling krusial namun kerap kurang mendapat sorotan. Sosok seperti Nabil Bentaleb, pemain asal Aljazair yang kini memperkuat Lille OSC (Lille FC), menjadi contoh nyata bagaimana peran seorang gelandang mampu mengubah dinamika permainan tim. Dengan pengalaman luas di Eropa dan mentalitas matang, Bentaleb menjelma menjadi motor penggerak lini tengah Les Dogues—julukan Lille—yang tak hanya bertugas memutus serangan lawan, tetapi juga mengatur ritme permainan dengan ketenangan luar biasa.
Awal Kehidupan dan Perjalanan Karier
Nabil Bentaleb lahir pada 24 November 1994 di Lille, Prancis. Meskipun besar di tanah Prancis, darah Aljazair yang mengalir dalam dirinya begitu kental dan memengaruhi identitas serta semangat bermainnya. Bentaleb mengawali karier sepak bolanya di akademi Lille OSC, klub kota kelahirannya. Namun, jalannya menuju ketenaran tidak semulus yang dibayangkan.
Saat remaja, ia sempat dilepas oleh Lille karena dianggap belum cukup matang secara fisik dan mental. Tidak menyerah, Bentaleb melanjutkan perjuangannya di Inggris bersama Tottenham Hotspur. Di bawah asuhan pelatih Tim Sherwood, ia mendapatkan kesempatan debut di Premier League pada tahun 2013. Sejak saat itu, dunia mulai mengenal nama Nabil Bentaleb sebagai gelandang muda dengan visi bermain yang menjanjikan.
Selama di Tottenham, ia tampil dalam lebih dari 60 pertandingan di semua kompetisi, termasuk Liga Europa dan Premier League. Namun, setelah pergantian pelatih ke Mauricio Pochettino, perannya mulai berkurang akibat cedera dan persaingan ketat di lini tengah.
Perjalanan di Jerman: Schalke 04
Tahun 2016 menjadi titik penting dalam kariernya ketika Bentaleb bergabung dengan Schalke 04 di Bundesliga. Di klub inilah ia menemukan kembali performa terbaiknya. Selama membela Schalke, Bentaleb dikenal sebagai pemain yang konsisten, agresif, dan berani mengambil tanggung jawab besar dalam pertandingan.
Ia mencetak beberapa gol penting dari lini kedua dan menjadi salah satu pemain kunci dalam skuad Schalke yang sempat menembus zona Liga Champions. Namun, masa-masa sulit juga datang. Cedera dan masalah internal klub membuat performanya menurun. Pada tahun 2021, setelah Schalke terdegradasi dari Bundesliga, Bentaleb memilih untuk kembali ke Prancis demi menghidupkan kembali kariernya.
Kembali ke Prancis: Reborn Bersama Angers SCO
Musim 2021/2022 menjadi momen kebangkitan Bentaleb ketika ia bergabung dengan Angers SCO, klub Ligue 1. Di sini, ia tampil luar biasa sebagai jenderal lapangan tengah. Dengan kemampuan distribusi bola yang akurat dan ketenangan dalam tekanan, Bentaleb kembali menarik perhatian banyak klub besar di Prancis.
Selama dua musim di Angers, ia menjadi pemain paling berpengaruh dengan catatan umpan sukses yang tinggi dan kontribusi besar terhadap stabilitas tim. Performanya tidak hanya membuat Angers kompetitif, tetapi juga membuka pintu bagi Bentaleb untuk kembali ke klub masa kecilnya—Lille OSC.
Kembali ke Rumah: Era Baru Bersama Lille FC
Pada musim panas 2023, Nabil Bentaleb resmi menandatangani kontrak dengan Lille FC. Transfer ini menjadi semacam “cerita pulang kampung” yang menyentuh hati banyak penggemar Les Dogues. Setelah lebih dari satu dekade berkelana di Eropa, ia kembali ke klub yang dulu membentuknya, kali ini sebagai pemain matang dan berpengalaman.
Di bawah asuhan pelatih Paulo Fonseca, Bentaleb langsung mendapat peran penting di lini tengah. Ia sering berduet dengan Benjamin André, membentuk kombinasi kokoh antara pengalaman dan agresivitas. Tugas utamanya bukan hanya sebagai penghancur serangan lawan, tetapi juga sebagai pengatur tempo dan penghubung antar lini.
Gaya Bermain dan Karakteristik
Sebagai gelandang bertahan sekaligus playmaker dalam, gaya bermain Bentaleb mencerminkan keseimbangan antara teknik dan taktik. Beberapa ciri khas permainannya meliputi:
-
Distribusi Bola Akurat
Bentaleb memiliki kemampuan umpan jarak pendek maupun panjang yang presisi. Ia sering memulai serangan dari belakang, mencari celah untuk membuka ruang bagi winger dan penyerang. -
Ketenangan di Bawah Tekanan
Meski menghadapi pressing lawan yang ketat, ia jarang panik. Keputusan cepatnya dalam mengalirkan bola membuat Lille mampu menjaga penguasaan permainan. -
Kepemimpinan dan Komunikasi
Sebagai pemain senior, Bentaleb dikenal vokal di lapangan. Ia sering memberi instruksi kepada pemain muda dan menjadi panutan dalam hal disiplin serta etos kerja. -
Kemampuan Bertahan yang Efisien
Dengan kemampuan membaca permainan yang tajam, ia sering memotong aliran bola lawan tanpa harus melakukan pelanggaran keras. -
Tendangan Jarak Jauh
Satu lagi senjata Bentaleb adalah tendangan jarak jauhnya. Ia kerap mencoba melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang bisa menjadi pembeda dalam pertandingan ketat.
Peran Sentral di Skuad Lille FC
Dalam formasi khas Paulo Fonseca yang menekankan permainan progresif dan umpan pendek cepat, Bentaleb memainkan peran vital sebagai “jangkar.” Ia menjadi poros penghubung antara lini belakang dan serangan, mengatur tempo agar permainan Lille tetap stabil. Bersama pemain seperti André Gomes dan Angel Gomes, Bentaleb membentuk salah satu lini tengah paling solid di Ligue 1 musim 2024/2025.
Selain itu, pengalamannya di liga top seperti Premier League dan Bundesliga membuatnya mampu mengendalikan tempo dalam laga-laga besar, terutama ketika menghadapi klub seperti PSG atau Marseille. Bentaleb bukan sekadar pemain, tetapi juga “mentor” bagi pemain muda seperti Ayyoub Bouaddi dan Hákon Haraldsson.
Kiprah di Tim Nasional Aljazair
Bentaleb memutuskan untuk membela tim nasional Aljazair pada tahun 2014. Sejak debutnya, ia telah mencatat puluhan caps dan menjadi bagian penting dari skuad yang berkompetisi di Piala Dunia 2014 di Brasil. Ia tampil impresif dalam ajang tersebut, membantu Aljazair menembus babak 16 besar untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Meski sempat absen dari tim nasional karena cedera dan faktor klub, Bentaleb kembali dipanggil pada 2023 berkat performa stabilnya di Ligue 1. Kehadirannya menambah kedalaman lini tengah Aljazair yang kini diperkuat juga oleh pemain seperti Ismaël Bennacer dan Ramiz Zerrouki.
Mentalitas dan Perkembangan Karier
Perjalanan panjang Bentaleb penuh lika-liku, dari ditolak akademi masa kecil, cedera di Premier League, hingga menghadapi degradasi di Bundesliga. Namun, semua pengalaman itu membentuk mentalitasnya menjadi pemain tangguh dan rendah hati. Kini di usia matang 30 tahun, ia tampil lebih bijak dalam mengambil keputusan di lapangan dan menjadi teladan profesionalisme.
Rekan setimnya di Lille sering menyebut Bentaleb sebagai “otak dan hati tim.” Ia mampu menenangkan suasana ketika tim tertekan dan mengobarkan semangat ketika tertinggal. Mentalitas inilah yang membuatnya menjadi sosok penting di ruang ganti maupun di atas lapangan.
Pandangan ke Depan
Dengan kontrak jangka menengah di Lille, masa depan Bentaleb tampak cerah. Klub menilai pengalamannya penting untuk menjaga stabilitas tim yang banyak diisi pemain muda. Bila mampu menjaga kebugaran dan konsistensi, bukan tidak mungkin ia akan membantu Lille kembali ke Liga Champions musim depan.
Selain itu, kontribusinya bagi Aljazair juga diharapkan terus berlanjut. Dengan kedewasaannya, ia bisa menjadi figur pemimpin generasi baru pemain Aljazair di kancah internasional.
Nabil Bentaleb adalah contoh sempurna bagaimana seorang pemain bisa bangkit dari kesulitan dan mencapai puncak melalui ketekunan dan kerja keras. Dari akademi Lille yang dulu melepasnya, hingga kini menjadi salah satu pilar utama tim tersebut—perjalanan Bentaleb menunjukkan bahwa bakat tanpa dedikasi tidak akan berarti apa-apa.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut klik link berikut : Stephan El Shaarawy