Bro, kalo lo suka pemain yang punya handle maut, speed gila, dan jumper yang halus kayak sutra, lo wajib kenal sama Mahmoud Abdul-Rauf. Dia itu kayak Steph Curry minus three-point volume atau Allen Iverson sebelum AI terkenal.
Dulu, dia sering dibandingin sama Isiah Thomas (Detroit Pistons) karena gaya mainnya yang licin dan finishing-nya yang gila. Tapi, karena satu dan lain hal, namanya sering terlupakan dalam sejarah NBA. Padahal, skillnya bener-bener next level!
Yuk, kita bahas perjalanan Mahmoud Abdul-Rauf, si guard kecil yang punya tangan panas!
Awal Karier: Dari Chris Jackson Jadi Mahmoud Abdul-Rauf
Sebelum jadi Mahmoud Abdul-Rauf, dia lahir dengan nama Chris Jackson di Mississippi tahun 1969. Dari kecil, dia udah nunjukin bakat luar biasa di basket, walaupun dia menderita Tourette Syndrome, gangguan neurologis yang bikin dia sering mengalami gerakan atau suara spontan yang gak bisa dikontrol.
Tapi bukannya jadi hambatan, kondisi ini justru bikin dia makin disiplin dan perfeksionis dalam main basket. Work ethic-nya gila—dia bisa latihan shooting berjam-jam sampai ratusan kali sehari buat memastikan setiap tembakannya sempurna.
Masuk LSU (Louisiana State University), dia langsung jadi sorotan nasional bareng Shaquille O’Neal. Dalam dua musim di NCAA:
- Rookie of the Year NCAA (1989)
- Dua kali All-American
- Rata-rata 29.0 PPG (musim pertama) dan 27.8 PPG (musim kedua)
Gila gak tuh? Dua musim di kampus, dua-duanya dia dominan banget. Gara-gara performanya yang gokil ini, Denver Nuggets milih dia di urutan ke-3 NBA Draft 1990.
Awal di NBA: Adaptasi & Transformasi
Di musim rookie, Chris Jackson agak kesulitan. Masalahnya? Dia masih adaptasi sama level fisik NBA dan belum nemu ritme mainnya. Tapi setelah musim pertamanya, dia mulai menemukan gaya bermain yang pas buat NBA.
Tahun 1991, dia masuk Islam dan mengganti namanya jadi Mahmoud Abdul-Rauf. Sejak saat itu, permainannya meledak.
Puncak Karier: Mesin Poin Denver Nuggets
Di musim 1992-93, Mahmoud Abdul-Rauf mulai nunjukin siapa dia sebenarnya.
Musim terbaiknya terjadi di 1995-96, waktu dia rata-rata 19.2 PPG dan 6.8 APG dengan akurasi 93.0% free throw—salah satu yang terbaik dalam sejarah NBA!
Skill-nya di lapangan? Sick handles, quick first step, deadly jumper.
Dia dikenal sebagai salah satu shooter mid-range terbaik di era 90-an, mirip kayak Kyrie Irving tapi lebih banyak ngandelin pull-up jumpers ketimbang finishing di ring.
Salah satu momen paling ikoniknya?
- 1993, pas Nuggets jadi tim pertama yang ngalahin unggulan pertama (Seattle SuperSonics-nya Gary Payton & Shawn Kemp) sebagai unggulan ke-8. Abdul-Rauf jadi salah satu faktor kunci dalam kemenangan itu.
Gaya Main: Mirip Steph Curry?
Banyak yang bilang Mahmoud Abdul-Rauf itu kayak Steph Curry versi awal. Kenapa?
- Quick release jumper – Dia bisa nembak dari mana aja dalam kondisi apapun.
- Handles yang licin – Dribbling-nya smooth banget, bikin defender gampang kepleset.
- Speed gila – First step-nya kenceng banget, bikin dia susah dijaga.
- Off-ball movement – Dia sering banget lari-lari cari ruang kosong, mirip kayak Curry sekarang.
Bedanya? Era NBA waktu itu belum menghargai three-point shooter seperti sekarang. Kalo Abdul-Rauf main di zaman sekarang, kemungkinan besar dia bakal jadi salah satu shooter paling lethal.
Kontroversi yang Menghancurkan Kariernya
Sayangnya, karier Abdul-Rauf gak panjang. Bukan karena skill atau cedera, tapi karena keputusan politiknya.
Tahun 1996, dia menolak berdiri saat lagu kebangsaan Amerika dimainkan sebelum pertandingan. Alasannya? Dia percaya bahwa Amerika punya sejarah yang gak adil terhadap kaum minoritas, dan dia merasa gak bisa menghormati sesuatu yang gak selaras dengan keyakinannya.
NBA langsung ngehukum dia, nyuruh dia buat tetep hadir saat lagu kebangsaan. Abdul-Rauf akhirnya nyari jalan tengah—dia tetep ada di lapangan, tapi merem dan berdoa saat lagu dimainkan.
Tapi efeknya?
- Denver Nuggets nge-trade dia ke Sacramento Kings di akhir musim.
- Dari pemain elite, dia tiba-tiba kehilangan tempat di NBA.
- Setelah main sebentar di Kings, dia keluar dari liga di umur 29 tahun.
Gila kan? Pemain yang masih punya skill gila dan bisa jadi legenda malah di-blacklist dari NBA.
Comeback & Main di Luar Negeri
Setelah "dipaksa" keluar dari NBA, Abdul-Rauf masih tetep main bola basket di luar negeri. Dia sempet main di Turki, Rusia, dan Jepang, bahkan sempet balik ke NBA sebentar tahun 2001 bareng Vancouver Grizzlies.
Tapi ya, sayang banget, di umur 30-an dia udah gak sekenceng dulu. Walaupun skill-nya masih ada, NBA udah gak ngasih dia tempat lagi.
Warisan Mahmoud Abdul-Rauf di Dunia Basket
Sekarang, banyak orang mulai ngehargain lagi seberapa bagus Abdul-Rauf di era 90-an.
- Salah satu free-throw shooter terbaik sepanjang masa (90.5% career FT, ke-3 tertinggi dalam sejarah NBA).
- Mid-range killer yang punya gaya main modern sebelum eranya.
- Salah satu pemain dengan footwork dan handles terbaik di generasinya.
Bahkan, banyak pemain sekarang yang ngaku terinspirasi dari Abdul-Rauf, termasuk Steph Curry, Damian Lillard, dan Kyrie Irving.
Kesimpulan: Allen Iverson Sebelum Allen Iverson
Kalo kita ngomongin pemain yang lahir di era yang salah, Mahmoud Abdul-Rauf ada di daftar paling atas. Kalo dia main di zaman sekarang, di mana tim-tim NBA ngehargain three-point shooter dan offensive freedom, dia bisa aja jadi All-Star atau bahkan MVP-caliber player.
Tapi sayangnya, kombinasi era yang salah + kontroversi politik bikin namanya gak sebesar seharusnya.
Tapi satu hal yang pasti:
Abdul-Rauf bukan pemain biasa. Dia adalah salah satu ball-handler terbaik dan scorer paling halus yang pernah ada.