Mula dari Lapangan Kecil di Ubud
Kalau lo pernah main bola di Ubud, pasti nggak asing sama lapangan kecil yang sering dipake anak-anak sore-sore. Dari situlah Komang Dedi Saputra mulai nendang bola pertama kali. Bukan dari akademi elit, tapi dari semangat yang ditumbuhin sama lingkungan, keluarga, dan rasa cinta buat bola.
Lahir dan besar di Gianyar, Bali, Komang Dedi dari kecil udah nunjukin semangat juang tinggi. Bapaknya supir truk, emaknya buka warung kecil. Tapi yang bikin keluarga ini beda, adalah support mereka buat Komang main bola. "Selama dia nggak bolos sekolah dan rajin bantu, gue izinin dia main bola seharian," kata ibunya.
Awal Karier Nggak Instan, Tapi Konsisten
Karier sepak bola Komang dimulai dari SSB lokal, terus pelan-pelan nembus level kompetisi yang lebih tinggi. Nggak langsung viral atau terkenal, tapi dia sabar, tekun, dan terus latihan. Hingga akhirnya dia mulai dilirik sama akademi sepak bola di Bali dan ikut seleksi.
Namanya muncul waktu dia main buat tim junior Bali United. Pelatih waktu itu bilang, "Anak ini keras kepala, tapi dalam arti positif. Dia nggak pernah mundur waktu duel bola."
Setelah lewatin berbagai turnamen, Komang naik ke tim senior Bali United. Meski awalnya jarang dapet kesempatan main, dia tetap sabar dan nunjukin kualitasnya tiap kali dikasih menit bermain.
Gaya Main Keras, Tapi Tetap Punya Teknik
Komang Dedi dikenal sebagai pemain bertahan yang ngotot. Dia nggak suka liat striker lawan santai di sekitarnya. "Gue gangguin terus sampe mereka kesel sendiri," katanya sambil ketawa.
Selain duel fisik, dia juga punya akurasi umpan yang cukup rapi buat ukuran bek. Nggak cuma asal buang bola, tapi dia bisa mulai serangan dari belakang dengan tenang.
Pelatih bilang, dia punya semangat dan daya juang tinggi. Nggak pernah takut, nggak pernah ragu. Itu yang bikin dia makin berkembang.
Sesi Ngobrol Bareng MaxSport Media
MaxSport Media (MSM): "Komang, lo kayaknya selalu semangat tiap main. Apa sih yang lo pikirin sebelum masuk lapangan?"
Komang Dedi (KD): "Gue selalu inget keluarga gue. Gue main bukan cuma buat diri sendiri, tapi buat banggain mereka."
MSM: "Pernah dapet tekanan dari suporter atau pelatih?"
KD: "Pernah, Bang. Tapi gue anggap itu cambuk. Kalo gak dikritik, kita gak akan berkembang."
MSM: "Lo punya idola pemain bola?"
KD: "Sergio Ramos. Dia keras, tapi juga cerdas. Gue belajar banyak dari cara main dia."
MSM: "Apa target lo di Bali United musim ini?"
KD: "Pengen jadi starter reguler, bawa Bali United juara, dan semoga bisa dilirik Timnas."
Kehidupan di Luar Lapangan: Tetap Sederhana
Meski udah jadi bagian dari klub besar, gaya hidup Komang tetap nggak berubah. Dia masih suka nongkrong bareng temen lama, makan nasi jinggo di pinggir jalan, dan kadang bantuin emak di warung.
Dia juga aktif ngajarin bola buat anak-anak kecil di desanya. "Mereka harus punya mimpi. Gue dulu juga dari lapangan kecil, dan sekarang alhamdulillah bisa sejajar sama pemain-pemain top."
Penutup Komang Dedi, Simbol Pantang Menyerah Anak Bali
Cerita Komang Dedi adalah cerita tentang kerja keras, kesabaran, dan semangat pantang nyerah. Dari Gianyar ke lapangan besar Liga 1, dia buktiin kalau keberhasilan itu bukan soal instan, tapi soal siapa yang mau kerja lebih keras.
Dari tanah Bali yang tenang, lahirlah bek tangguh yang siap hadapin siapa aja. Gas terus, Komang! Pulau Dewata bangga punya lo!.