Christian Mate Pulisic lahir pada 18 September 1998 di Hershey, Pennsylvania, Amerika Serikat. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup dengan sepak bola — kedua orang tuanya adalah mantan pemain sepak bola universitas.
Perjalanan profesionalnya dimulai di Borussia Dortmund, tempat bakat mudanya meledak. Di usia 17 tahun, ia mencetak gol di Bundesliga dan mencuri perhatian Eropa dengan kecepatan serta kelincahannya. Tak lama kemudian, Chelsea FC menggaetnya pada 2019 dengan mahar sekitar €64 juta, menjadikannya pemain Amerika termahal saat itu.
Namun, cedera dan persaingan ketat di skuad Chelsea membuatnya sulit tampil konsisten. Meski sempat menjadi pahlawan di semifinal Liga Champions 2021, Pulisic tak kunjung mendapatkan peran utama. Hingga akhirnya, pada Juli 2023, AC Milan datang menawarkan kesempatan baru.
Milan meminangnya dengan nilai transfer €20 juta, menandai babak baru bagi keduanya — Milan butuh kreativitas di lini serang, sementara Pulisic butuh kepercayaan dan ruang untuk bersinar lagi.
2. Alasan Milan Memilih Pulisic
AC Milan saat itu tengah berupaya memperkuat lini depan setelah kepergian Brahim Díaz dan penurunan performa beberapa pemain sayap. Klub melihat Pulisic sebagai sosok yang fleksibel, bisa bermain di posisi sayap kanan, kiri, maupun sebagai gelandang serang.
Pelatih Stefano Pioli menilai Pulisic bukan hanya cepat dan lincah, tetapi juga disiplin taktik dan memiliki mental kerja tinggi — dua hal yang sangat dihargai dalam sistem Milan.
Selain itu, manajemen Milan juga melihat nilai komersial besar dalam diri Pulisic. Sebagai bintang utama tim nasional Amerika Serikat, ia berpotensi memperluas jangkauan pasar AC Milan di Amerika Utara — kawasan yang kian penting dalam strategi global sepak bola modern.
3. Adaptasi Cepat di Serie A
Banyak pemain Eropa yang kesulitan beradaptasi di Serie A, liga yang terkenal dengan pertahanan solid dan permainan taktis. Namun, Christian Pulisic membuktikan sebaliknya.
Dalam beberapa bulan pertama di Italia, ia langsung menunjukkan penampilan memukau. Gol debutnya tercipta pada pekan pertama Serie A musim 2023/2024 melawan Bologna. Sejak saat itu, ia terus tampil konsisten dengan mencatatkan gol dan assist penting.
Kecepatan serta kemampuan dribbling-nya menjadi senjata utama Milan untuk membongkar pertahanan lawan. Bersama Rafael Leão, ia membentuk duet sayap yang eksplosif — Leão di kiri dan Pulisic di kanan — kombinasi yang memberikan Milan fleksibilitas tinggi dalam menyerang.
Selain kontribusi ofensif, Pulisic juga rajin membantu pertahanan. Ia dikenal tak segan turun ke belakang, membantu bek sayap menutup ruang, dan menjalankan pressing intensif ketika kehilangan bola. Hal ini membuatnya cepat mendapatkan kepercayaan penuh dari Pioli dan para penggemar Milan.
4. Statistik dan Dampak Nyata
Musim debutnya bersama AC Milan menjadi salah satu yang terbaik dalam karier Pulisic. Ia menutup musim 2023/2024 dengan:
-
12 gol dan 8 assist di semua kompetisi
-
Rata-rata 2,1 dribel sukses per laga
-
Akurasi umpan 84 % di area menyerang
-
Menjadi pemain Milan dengan kontribusi gol terbanyak kedua setelah Leão
Angka-angka tersebut tidak hanya menunjukkan produktivitasnya, tetapi juga bagaimana ia menjadi elemen penting dalam sistem permainan Milan. Pulisic bukan hanya finisher, tapi juga kreator yang bisa membuka ruang dan memicu serangan balik cepat.
Dalam beberapa laga besar, ia kerap tampil menentukan. Misalnya, saat Derby della Madonnina melawan Inter, ia mencetak satu gol dan satu assist dalam kemenangan 2-1 yang sangat berarti bagi Milan.
5. Karakter dan Kepemimpinan
Di luar statistik, Pulisic dikenal sebagai pemain yang memiliki kepribadian tenang dan fokus. Di ruang ganti Milan, ia disegani karena etos kerja dan profesionalismenya. Meskipun bukan kapten, banyak pemain muda menjadikannya contoh.
Dalam wawancaranya dengan media Italia, Pulisic mengaku menemukan “kebahagiaan sejati dalam bermain sepak bola” di Milan. Ia menyebut suasana klub yang hangat dan dukungan fans di San Siro sebagai motivasi besar.
“Di Milan, saya merasa kembali seperti anak kecil yang jatuh cinta pada sepak bola,” ucapnya.
Pernyataan itu menggambarkan bagaimana kepercayaan dari klub dapat menghidupkan kembali gairah seorang pemain yang sempat diragukan.
6. Dampak Global dan Citra AC Milan
Kehadiran Christian Pulisic juga membawa dampak signifikan di luar lapangan. Di Amerika Serikat, penjualan jersey Milan meningkat drastis, terutama untuk nomor 11 miliknya.
Platform media sosial Milan mengalami lonjakan pengikut dari wilayah Amerika Utara. Klub juga mengadakan tur pramusim di California dan Florida yang disambut antusias ribuan pendukung baru.
Secara tidak langsung, Pulisic menjadi duta Milan di pasar Amerika — memperluas basis penggemar dan memperkuat identitas klub sebagai tim global dengan daya tarik lintas benua. Ini juga selaras dengan strategi RedBird Capital, pemilik baru Milan yang berbasis di AS, untuk memperkuat hubungan dengan pasar domestik mereka.
7. Evolusi Taktis Bersama Milan
Pioli menggunakan Pulisic dalam berbagai peran, mulai dari right winger dalam formasi 4-3-3 hingga attacking midfielder dalam skema 4-2-3-1. Fleksibilitas ini memungkinkan Milan mengubah gaya permainan tanpa kehilangan keseimbangan.
Pulisic unggul dalam situasi satu lawan satu, mampu menembus pertahanan lewat kecepatan atau pergerakan diagonal ke tengah. Kombinasinya dengan Theo Hernández di sisi kiri dan Olivier Giroud di depan menciptakan banyak peluang berbahaya.
Selain itu, Pulisic mulai menunjukkan kemampuan eksekusi bola mati — beberapa kali menjadi pengambil tendangan bebas pendek dan penalti ketika Giroud tidak bermain.
8. Peran di Musim 2024/2025: Dari Bintang ke Pemimpin
Memasuki musim kedua bersama Milan, Pulisic tidak hanya dituntut mencetak gol, tetapi juga menjadi pemimpin di lapangan. Dengan beberapa pemain senior seperti Giroud dan Kjaer meninggalkan klub, Milan berharap Pulisic membantu mengarahkan skuad muda yang dipenuhi talenta seperti Samuel Chukwueze, Tijjani Reijnders, dan Noah Okafor.
Pulisic menjawab tantangan itu dengan kedewasaan luar biasa. Ia menjadi pemain dengan menit bermain terbanyak di antara pemain depan, menunjukkan daya tahan fisik yang lebih baik dibanding masa-masa di Chelsea. Ia juga kerap terlihat memberikan instruksi dan semangat kepada rekan setim di tengah pertandingan.
9. Cinta dari Fans San Siro
Awalnya, sebagian fans Milan sempat skeptis terhadap kedatangannya. Namun, penampilannya yang penuh gairah dan sikap rendah hati membuatnya cepat dicintai.
Julukan “Captain America Rossonero” mulai terdengar di tribun San Siro. Dalam setiap laga kandang, suporter kerap menyanyikan namanya, terutama setelah ia mencetak gol atau melakukan aksi individu menawan.
Bagi fans Milan yang haus akan pemain dengan karakter kuat dan loyalitas tinggi, Pulisic adalah sosok yang tepat. Ia menunjukkan bahwa semangat “Rossoneri” tidak mengenal batas negara.
Kisah Christian Pulisic di AC Milan adalah cerita tentang kebangkitan — bukan hanya bagi pemain yang sempat tersisih, tetapi juga bagi klub yang tengah menata kembali kejayaannya.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut klik link berikut :